Lebaran

 

Lebaran

Setiap umat Islam sudah pasti ada kewajiban menjalankan ibadah puasa sebulan dalam satu tahun, yaitu puasa Ramadhan.

Pada bulan Ramadhan inilah kita diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah - ibadah yang lainnya dengan pahala yang begitu luar bisa dibandingkan dengan ibadah di bulan - bulan yang lain

Ada keistimewaan yang lain di bulan Ramadhan ini yaitu melaksanakan shalat Sunnah tarawih yang tidak bisa dilaksanakan di luar bulan ramadhan.

Umat muslim pun berduyun - duyun ke mesjid untuk melaksanakan shalat Sunnah tarawih tersebut tak ketinggalan juga di tempatku, walau aku sendiri sering tarawih di rumah.

Di tempat tinggalku bahkan di tempat - tempat yang lain tiap malam di bulan Ramadhan seusai melaksanakan shalat Sunnah tarawih diisi dengan tadarus Alquran sampai menjelang sahur, sungguh suasana yang sangat menyejukkan hati.

Hari berganti hari, Minggupun berganti Minggu ahirnya datang juga bulan Ramadhan meninggalkan kita, perasaan sedih bercampur bahagia berkecamuk dalam hati.

Sedihnya karena bulan ramadhan akan meninggalkan kita sedangkan bahagianya adalah karena  ada kesempatan bertemu dengan keluarga besar yang jarang sekali untuk bersilaturahmi.

Selamat tinggal Ramadhan tahun ini semoga Allah memberikan kesempatan untuk melaksanakan puasa di Ramadhan berikutnya, Aamiin.

Sekitar H - 7 aku pulang ke kampung halamanku di petir serang yang belum pernah aku lakukan di tahun - tahun sebelumnya. Karena ada yang kerja di rumah akhirnya aku bersama keluarga setelah libur memutuskan untuk pulang, padahal kebiasaanku pulang kampung itu sekitar H-1.

Singkat cerita sampailah aku bersama keluarga ba'da Magrib dan disambut hangat keluarga.

Setelah beberapa hari di petir tepatnya H-1 aku balik ke tempat ku kembali untuk mengambil pesanan daging, ke teh Wati tetanggaku, sekalian membawa keponakan-keponakanku untuk melihat - lihat pondok, dengan tujuan memotivasi agar keponakan - keponakanku mau masuk pondok.

Setelah daging didapat langsung balik ke kampung halaman untuk merayakan lebaran idul Fitri di kampung halaman.

Alhamdulillah hari yang ditunggu - tunggu pun datang juga walaupun aku tidak ikut shalat karena sedang haid.

Ketika yang lain shalat i'd di mesjid aku beres - beres rumah dan menunggu kedatangan mereka.

Sekitar satu jam menunggu ahirnya shalat I'd selesai juga, aku menyambut kehadiran suami tercinta dan keluarga 

Terlihat dari kejauhan suamiku datang, aku langsung keluar untuk menyambut dan seraya mengucapkan kata  maaf , suamiku pun  langsung memeluk dan mencium keningku diapun mengucapkan kata maaf sambil menahan haru" mah maafkan semua kesalahan ayah" aku pun membalas dengan haru juga " sama - sama ayah, mamah juga minta maaf atas semua kesalahan mamah yang disengaja atau tidak".

Setelah saling maaf - maafan dengan keluarga besar kami pun langsung  ziarah ke keburan nenek dan kakek.

Selesai ziarah kami langsung pulang dan disepanjang perjalanan pulang kami bersenda gurau melepas kangen dengan keluarga.

Sepuluh menit berjalan ahirnya sampai juga di rumah. Kamipun ngobrol ke sana dan kemari sambil menunggu saudara - saudara dari Pandeglang datang ke rumah.

Tak lama menunggu sekitar pukul 10.00 Alhamdulillah keluarga dari Pandeglang datang juga, rumah penuh saungpun penuh. Suasana yang belum pernah aku alami, karena setiap lebaran selalu ada di kampung suami.

Gelak tawa ,Senda gurau dan celotehan - celotehan lucupun dilontarkan disambut dengan yang lain. Bahagia haru Bercampur aduk jadi satu. Apalagi ketika melihat bibiku Ia datang didorong pake kursi roda dan di bopong oleh anak bungsunya Erwin karena sudah lama terkena stroke, semoga Allah memberikan kesabaran dan mengangkat penyakitnya Aamiin.

Setelah makan siang alakadarnya merekapun pamitan, dan meminta balik berkunjung ke Pandeglang.

Keesokan harinya ba'da ashar aku beserta suami dan anak berangkat ke Labuan untuk bersilaturahmi dengan keluarga suamiku di kampung Cikuya Sukaresmi Pandeglang.

Dari rumah sampai Karangtanjung mobil berjalan lancar, tanpa ada kendala apapun, tapi Ketika sampai Kadubanen mobil macet total sampai berjam-jam, bahkan berencana putar arah untuk mengurungkan pulang kampung ke tempat suami, tapi dipikir kembali besok lusapun pasti macet seperti ini karena memang Minggu - Minggu ini banyak orang yang healing ke tempat-tempat wisata terutama pantai.

Setelah Berjam - jam macet, akhirnya mobil pun sedikit demi sedikit maju juga sampai Kadu lisung. Setelah lewat Kadulisung Alhamdulillah mobil bisa berjalan lancar .

Singkat cerita sampailah kami di Labuan pukul 10.30 kamipun tidak langsung pulang dan berencana pergi ke Teluk untuk menjajaki aneka kuliner, terutama favorit kami yaitu aneka macam ikan bakar.

Dari kejauhan sudah tercium wangi ikan bakar yang membuat perutku maen musik keroncong hehe.

Setelah sampai kami mencari tempat parkir yang strategis, setelah didapat langsung turun dan melihat - lihat aneka ikan dan ahirnya kamipun membeli 3 kg ikan. 1 kg buat di bakar dan 2 kg lagi untuk bacakan bersama keluarga di rumah.

Setelah ikan didapat kamipun mencari tempat yang kosong agar dapat menikmati kuliner yang disajikan, dan memberikan ikan yang akan dibakar kepada sang jasa bakar ikan.

Oh iya perlu diketahui juga bahwa kuliner Disana khusus ikan yang akan kita makan bisa beli langsung di tempat bakar bisa juga kita sendiri yang beli ikannya, mereka hanya minta jasa bakar,  sambel dan lalapan 1kg Rp. 25.000, murah bukan? Ayo buruan mampir ke Teluk Labuan!!!

Sambil menunggu ikan Mateng kami menikmati deburan ombak laut yang sesekali memercik ke wajahku, sungguh suasana yang begitu indah dan mengasikan, namun sayang hp kami tertinggal di mobil yang sedang terparkir agak jauh dari tempat makan, sehingga tidak sempat untuk sekedar foto atau berselfy.

Ikanpun matang dan siap disantap bersama temannya nasi putih lalap Pete, timun dan kol serta sambal honje dan sambal terasi pokonya mantap surantap.

Alhamdulillah ala ni'matillah perut kenyang hatipun senang kamipun langsung bergegas ke mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman suami

Disepanjang perjalanan yang melelahkan karena macet dan perut kenyang akhirnya mataku semakin lama semakin mengecil dan ahirnya tertidur dalam mobil.

Aku terperanjat kaget dan terbangun ketika suami membangunku untuk bangun karena mobil sudah ada di depan rumah. Akupun bangun dan melihat jam ternyata sudah jam 11.30, sungguh perjalanan yang melelahkan berangkat jam 16.30 sampai tempat tujuan jam 11.30.

Perjalanan yang biasanya hanya ditempuh dengan 2 jam tapi saat ditempuh sampai dengan 7 jam. Kamipun disambut keluarga, berbincang - bincang sebentar lalu tidur pulas.

Inilah momen yang penuh perjuangan. Demi bertemu dengan ibu dan Abah mertua untuk silaturahmi dan sungkem, sang anak harus ikhlas dan rela terkena macet dan kelelahan, karena perjuangan kita tak seberapa dibandingkan dengan perjuangan orang tua dalam merawat, mengurus, dan mendidik kita anak-anaknya agar menjadi anak yang sukses.

Maafkan kami Abah, Ibu atas semua khilaf kami, atas ketidak mampuan kami dalam memperhatikan dan mengurus kalian.

Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang untuk kalian wahai Abah dan Ibuku Aamiin


Komentar

  1. Sungguh sangat luar biasa, ceritanya mudah difahami dan ketika saya membaca saya ikut merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh dalam cerita tersebut seolah saya berada dalamnya, Terus semangat menciptakan karya karya lainnya, saya menunggu karya barunya

    BalasHapus
  2. Makasih ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ™๐Ÿ˜

    BalasHapus
  3. Perjalanan yg sungguh luar biasa,tetap semangat๐Ÿ‘

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Qadarullah tak bisa mengelak

Al - Insan