Ngejo + ngaji


Dua kata antara "NGEJO dan NGAJI" harus berimbang, karena jika diantara keduanya ada ada yang timpang maka hidup kita tidak akan mencapai kebahagiaan yang hakiki.


Ngejo secara harfiah dapat diartikan memasak. Namun ngejo di sini  diqiyaskan kepada hal - hal yang bersifat duniawi. Sedangkan Ngaji bersifat hal - hal yang berkaitan dengan ukhrowi.


Qadarullah setiap manusia pasti tak terlepas dari sifat ingin sukses bukan hanya di dunia tetapi sukses juga di akhirat.


Kesuksesan tersebut dapat diraih manakala seimbang antara " NGEJO dan NGAJI" , karena ngejo tanpa dengan ngaji akan rusak atau tersesat begitu pula ngaji tanpa ngejo akan kelaparan.


Bukankah Nabi Saw. Bersabda 

" Man arooda dunya fa'alaihi bil 'ilmi, wa man aroodal akhirota fa'alaihi bil 'ilmi, wa man arooda Humaa fa'alaihi bil 'ilmi.

Artinya : barangsiapa menginginkan kebahagiaan dunia maka harus dengan ilmunya, dan barangsiapa menginginkan kebahagiaan akhirat harus dengan ilmunya dan barangsiapa menginginkan kebahagiaan keduanya ( dunia dan akhirat) maka harus dengan ilmunya.


Jelaslah bahwa jika kita menginginkan kebahagiaan dunia harus dengan ilmunya ( ngejo), begitu pula jika menginginkan kebahagiaan akhirat harus pula dengan ilmunya ( ngaji ), jadi jika kita menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat harus seimbang antara ngejo dan ngaji,. Insyaallah kita akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat.


Bahkan Allah SWT. Berfirman dalam QS Al Qashash ayat 77


Yang artinya : dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu ( kebahagiaan ) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari ( kenikmatan ) duniawi. ( QS. Al Qashash : 77 )


Boleh kita mengejar kebahagiaan akhirat tapi ingat jangan lupakan kebahagiaan dunia.


Artinya kita bekerja keras di dunia untuk mencukupi kebutuhan kita selama di dunia, tapi jangan lupakan akhirat yaitu dengan cara beribadah, bersujud kepada sang Kholiq penguasaan alam semesta serta melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa - apa yang dilarangnya. 


Bukankah jika kita berkecukupan kita bisa berbagi dengan sesama? Dan hal itu dianjurkan dalam agama.

Semoga kita semua bisa bisa mencapai kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun akhiratnya Aamiin 🤲


Wallahu 'alam


By Mar'ah Sapitri




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Qadarullah tak bisa mengelak

Al - Insan

Lebaran