Tak terencana semua kehendaknya
Pernikahan / nikah adalah Sunnah rosul yang laksanakan dengan sakral dan diidam - idamkan setiap pasangan muda-mudi untuk mencapai bahtera rumah tangga yang sakinah mawadah dan warohmah.
Hari Sabtu tanggal 05 September 2021 tepat pukul 13.00 mobilku meluncur ke arah rangkasbitung menuju keperhelatan pernikahan ananda Fakhrul Razi, S.H.I. dengan ananda Nadya Salsabila, S.Pd. putri dari ustzh Mumun Munasaroh, S.Pd. dengan Almarhum almukarrom ust. Syihabudin syukur ( Allaahummagfilahuu warhamhu wa'aafihi wa'fu) semoga Allah mengampuni dosa beliau dan menempatkan di surganya Allah SWT. Aamiin.
Selama diperjalanan Alhamdulillah tidak ada kendala suatu apapun. Sambil bercanda ria di jalan ngobrol kesana kemari bersama suami tercinta ahirnya tak terasa mobilpun udah sampai gerbang kampus latansa tempat perhelatan pernikahan tersebut.
Sesampainya di gedung perhelatan pernikahan bertemu dengan anak semata wayangku yaitu Raisa Nailaturrif'ah, yang kebetulan dia juga hadir untuk undangan. Oh ya anakku itu tidak tinggal serumah dengan kami, tapi Ia tinggal di pondok pesantren KUN KARIMA LATANSA 3, dan Alhamdulillah anakku dapat beasiswa di Akademi Kebidanan Latansa Masahiro untuk tahun ini. Oh ya setelah bertemu dengan putri kami, kami pun langsung disambut oleh para wali dan suruh untuk cuci tangan dan memakai masker sesuai dengan protokol kesehatan. Langsung berteman dengan Shohibul hajat dan sedikit bercengkrama ke sana dan kemari dan langsung di suruh untuk menyantap makanan yang sudah dihidangkan. Selesai makan langsung foto - foto bersama kedua mempelai dan langsung pamit untuk pulang.
Selama menuju tempat parkir kami pun menemui putri kami untuk pamit. Setelah salaman dan sedikit nasihat dan doa kami pun langsung menuju mobil dengan niatan untuk pulang. Setelah mobil meluncur sekitar 500 meter suami mengajakku untuk pulang menjenguk orang tua dari suami.
Mendengar ajakan suami yang begitu tiba-tiba akupun bingung karena tidak ada persiapan sama sekali terutama baju ganti, tapi ahirnya yes okelah aku ikuti keinginan suami untuk pulang ke rumah orangtuanya.
selama diperjalanan kami mampir untuk menunaikan ibadah sholat ashar di masjid agung Pandeglang. Seusai shalat ashar langsung meluncur ke labuan menuju pantai teluk labuan, tempat favorit kami.
Disana banyak aneka jajanan makanan dan ikan - ikan yang masih seger dari laut, bahkan ikan - ikan dari laut yang kita beli bisa langsung di bakar dan di makan di sana.
Singkat cerita sesampainya di pantai teluk aku dan suami langsung turun dari mobil berbaur dengan orang - orang yang berlalu lalang ke sana ke mari untuk melihat - lihat dan mencari ikan yang di sukai buat di bakar dan buat di bawa pulang.
Tertujulah mataku ke ikan cumi yang masih seger - seger dan langsung membelinya 1kg buat dibakar ditempat, dan ikan kerapu 2kg untuk dibawa pulang. Setelah selesai tawar - menawar langsung menuju tempat jasa pembakaran. Jasa pembakaran di sana seharga Rp. 25.000,- /kg di tambah nasi, sambal dan lalapan lain.
Sambil duduk - duduk santai aku dan suami setia menunggu matangnya ikan cumi bakar. Tercium semerbak aroma bumbu dari bakaran ikan semakin menambah rasa lapar perutku. Tak berselang lama datang santapan yang ditunggu - tunggu hemmm nyam nyam nyam lidahku mulai mengunyah ikan dicampur nasi, sambal dan lalapan yang begitu luar biasa nikmatnya. Terima kasih ya Allah atas semua nikmat yang telah engkau berikan.
Selesai makan kamipun langsung meluncur ke kampung halaman suami untuk bertemu orang tua. Diperjalanan tak banyak bicara karena perut kenyang langsung lari ke mata. Hehe akupun tertidur di sepanjang jalan, tidak merasakan gejlak - gejluk jaln yang rusak. Karena tempat kelahiran suamiku berada di pelosok nan jauh dari keramaian kota. Setelah kira - kira mobil melaju satu jam aku dibangunkan suamiku untuk turun karena sudah sampai, dan akupun turun dari mobil bertemu keluarga suamiku yang begitu baik dan perhatian.
Terima kasih ya Allah akhirnya sampai juga ketempat kelahiran suami dengan selamat.
Aamiin. Semoga alm. ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah. Wah ... serunya menikmati makanan lauk yang masih segar dan disantap di peinggir pantai. Alhamdulillah, rezekinya berlimpah: undangan, bertemu ananda, menikmati pantai, bertemu mertua dan saudara. Semuanya hsnya dalam 1 perjalanan. Keren.
BalasHapusMakasih Bun dah berkunjung
BalasHapus